TULISAN KEWARGANEGARAAN 2015

ASPEK EKONOMI, POLITIK, SENI DAN RELIGIUSITAS NEGARA JERMAN


Pada kesempatan kali ini saya akan menulis tentang beberapa hal yang menyangkut negara Jerman. Seperti yang kita ketahui negara Jerman merupakan salah satu negara maju yang ada di benua Eropa. Saat berada dibangku sekolah menengah pun kita pasti pernah mempelajari sejarah negara Jerman baik pada Perang Dunia I maupun Perang Dunia II. Hal itulah yang melatar belakangi mengapa saya memilih negara Jerman.

1.    Aspek Ekonomi Jerman

Jerman adalah negara dengan ekonomi terbesar di Eropa, PDB terbesar keempat dunia, dan pendapatan nasional bruto terbesar kelima dunia tahun 2008. Sejak era industrialisasi dan kapitalisme industri, negara ini berhasil menjadi motor, inovator, dan pengglobal ekonomi. Jerman adalah eksportir terbesar ketiga dunia pada tahun 2011 dengan nilai 1,409 triliun dolar AS (negara Zona Euro termasuk). Secara umum Jerman tidak banyak memiliki bahan mentah. Hanya lignit dan potas yang tersedia dalam jumlah besar. Sebagian besar pembangkit listrik di Jerman menggunakan lignit sebagai sumber bahan bakar. Minyak bumi, gas alam, dan sumber daya alam lainnya diimpor dari negara lain. Jerman mengimpor kurang lebih dua pertiga dari energinya.
Sektor jasa berkontribusi 70% terhadap PDB, industri 29,1%, dan pertanian 0,9%. Kebanyakan produk negara ini adalah produk teknik seperti mobil, mesin, logam, dan bahan kimia. Jerman juga merupakan produsen turbin angin dan teknologi tenaga surya utama dunia. Pameran perdagangan terbesar di dunia diadakan di beberapa kota Jerman seperti Hanover, Frankfurt, dan Berlin. Kombinasi dari produksi berorientasi jasa,  penggelontoran dana untuk riset, hubungan kuat antara industri dan akademisi, dan hubungan internasional berkontribusi terhadap ekonomi Jerman. Jerman mempunyai ekonomi pasar sosial dengan tenaga kerja berkemampuan tinggi, kapitalisasi pasar besar, tingkat korupsi yang rendah, serta tingkat inovasi tinggi.

Sektor Industri
Industri dan konstruksi berkontribusi terhadap 29% produk domestik bruto tahun 2008 dan memperkerjakan 29,7% tenaga kerja. Jerman sangat maju dalam produksi mobilmesin, peralatan listrik, dan kimia. Dengan produksi 5,2 juta kendaraan tahun 2009, Jerman adalah produsen mobil terbesar keempat dan eksportir mobil terbesar di dunia. Perusahaan otomotif Jerman mempunyai posisi yang kuat pada segmen mobil mewah, dengan pangsa pasar total 90%. Perusahaan kelas kecil dan menengah di Jerman (Mittelstand) pada umumnya mempunyai spesialiasi teknologi tertentu. Produk-produknya menyasar kelas yang amat spesifik dan biasanya merupakan perusahaan keluarga. Perusahaan kecil dan menengah ini berkontribusi besar terhadap ekonomi Jerman. Diperkirakan ada 1500 perusahaan Jerman yang menempati posisi tiga teratas pada segmen pasarnya masing-masing.

Sektor Jasa
Pada tahun 2008 sektor Jasa berpengaruh terhadap 69% produk domestik bruto dan memperkerjakan 67,5% total angkatan kerja. Subkomponen dari sektor ini adalah keuangan, penyewaan, dan kegiatan bisnis (30,5%); perdagangan, hotel, restoran, transportasi (18%); dan sektor jasa lainnya (21.7%). Pameran perdagangan internasional tahunan digelar di beberapa kota Jerman seperti Hannover, Frankfurt, dan Berlin. Jerman adalah negara ketiga yang paling sering dikunjungi di Eropa, dengan total ada 369,6 juta wisatawan mancanegara selama 2010.

2.    Aspek Politik Jerman

Undang- Undang Dasar Jerman

Undang-Undang Dasar RFJ yang bersifat sementara (Ubergangszeit) yang di buat pada tanggal 23 Mei 1949 (saat itu diputuskan oleh Dewan Menteri Wilayah Barat yang dikepalai oleh Konrad Adenauer), menjadi dasar dan landasan terwujudnya satu peraturan kebebasan demokrasi untuk rakyatnya. Penduduk RFJ dituntut aktif untuk mewujudkan, mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan RFJ. Setelah Jerman bersatu kembali pada tahun 1990, tuntutan ini terpenuhi oleh karena itu selain Preambul juga pasal (artikel) penutup UUD diperbaharui.

Grundgesetz terbukti merupakan landasan yang kokoh bagi kehidupan suatu masyarakat negara demokratis yang stabil. Kehendak penyatuan kembali yang terkandung di dalamnya terlaksana pada tahun 1990. Berdasarkan Perjanjian Unifikasi yang mengatur bergabungnya RDJ dengan Republik Federal Jerman, mukadimah dan pasal penutup Grundgesetz mengalami penyusunan baru, dan kini menyatakan bahwa dengan bergabungnya RDJ maka rakyat Jerman sudah kembali memperoleh kesatuannya. Sejak tanggal 3 Oktober 1990 Grundgesetz berlaku untuk seluruh Jerman.

Isi Grundgesetz sendiri banyak mencerminkan pengalaman para penyusunya pada masa pemerintahan totaliter di bawah rezim diktatorial Nazi. Terlihat dalam banyak pokok pikiran UUD ini upaya untuk menghindari kesalahan masa lalu yang ikut menyebabkan keruntuhan Republik Weimar yang demokratis. Para penyusun Geundgesetz pada tahun 1948 mencakup para Perdana Menteri negara bagian di ketiga zone Barat serta anggota Majelis Parlementer yang diutus oleh setiap parlemen negara bagian. Majelis yang dipimpin oleh Konrad Adenauer ini memutuskan Grundgestz yang diikrarkan pada tanggal 23 Mei 1949.

Pemilu Jerman

Struktur sistem pemilihan Jerman menyulitkan pembentukan pemerintahan oleh partai tunggal. Hal itu baru terjadi satu kali selama 56 tahun. Biasanya terjadi persekutuan antarpartai. Agar para pemilih mengetahui siapa mitra partai pilihan mereka kelak, umumnya masing-masing partai menetapkan sebuah “pernyataan koalisi” sebelum memulai kampanye pemilihan. Jadi, dengan memberikan suara kepada salah satu partai, pemilih mengungkapkan preferensinya untuk persekutuan partai tertentu dan juga menentukan perbandingan kekuatan di antara para mitra dalam pemerintahan yang diinginkannya.

Politik Luar Negeri Jerman

Dalam era globalisasi, politik luar negeri telah berubah menjadi politik dalam-negeri sedunia. Negara-negara, masyarakat dan kawasan perekonomian membentuk jaringan. Dengan berakhirnya konflik Timur-Barat, politik luar negeri Jerman memperoleh peluang baru, baik di Eropa maupun di seluruh dunia. Sejalan dengan perubahan yang terjadi di gelanggang politik dunia, tanggung jawab internasional Jerman meningkat. Jerman menerima tanggung jawab itu dan bekerja sama dengan mitranya di seluruh dunia berupaya sungguh-sungguh demi penegakan demokrasi, hak asasi manusia dan dialog antarbudaya. Tujuan utama politik luar negeri Jerman ialah pelestarian perdamaian dan keamanan di dunia.

Menjelang akhir tahun 60-an, khususnya sejak jabatan kanselir dipegang oleh Willy Brandt (tahun 1969-1974), prinsip dasar politik luar negeri tersebut dilengkapi dan dikembangkan terus melalui politik peredaan ketegangan dengan Polandia dan dengan negara-negara lain di kawasan Eropa Timur dan bagian timur Eropa Tengah. Namun dasar politik luar negeri Jerman yang telah dikembangkan terus oleh semua pemerintah federal ialah integrasi Jerman ke dalam struktur kerja sama multilateral di segala bidang. Integrasi itu sejalan dengan sikap negara-negara tetangga setelah pengalaman pahit dua kali perang dunia, mereka berkeinginan keras untuk mengintegrasikan dan mengontrol orang Jerman supaya tidak bertindak sepihak lagi. Aspek lain yang mendukung kebijakan integrasi itu ialah kemauan masyarakat Jerman sendiri yang mendambakan perdamaian, keamanan, kesejahteraan dan demokrasi yang menyadari bahwa integrasi negaranya menjadi prasyarat bagi reunifikasi Jerman. Dasawarsa 1990-an mengawali masa penuh tantangan luar biasa bagi Jerman bersatu. Di satu pihak perlu ditanggulangi situasi baru di dalam negeri. Pada waktu yang sama Jerman menghadapi peran baru yang belum biasa di bidang politik luar negeri. Itulah satu sisi perkembangan. Ada segi lain Reunifikasi Jerman jelas berlawanan arah dengan kecenderungan umum di dunia yang berupa peleburan, keruntuhan atau juga penghancuran. Dengan berakhirnya eksistensi Uni Sovyet, Yugoslavia dan Cekoslovakia, begitu juga dengan pembongkaran negara Etiopia, Somalia dan Sudan yang untuk sebagian dilakukan dari dalam, untuk sebagian dari luar, untuk menyebutkan beberapa contoh saja jumlah pemeran aktif meningkat dengan tajam, walaupun tidak semua pemeran tersebut berupa negara yang diakui. Dampak lain, semakin sering terjadi situasi menghangatnya persoalan politik yang sangat rumit.

3.    Aspek Seni Jerman

Kehidupan budaya di Jerman mempunyai banyak segi. Terdapat sekitar 300 teater tetap dan 130 orkes profesional antara Flensburg di utara dan Garmisch di selatan. 630 museum seni rupa dengan koleksi serbaneka yang bertaraf tinggi menurut ukuran internasional membentuk jaringan museum yang unik. Seni lukis muda juga sangat hidup di Jerman dan telah mendapat tempat di dunia internasional. Dengan sekitar 94.000 judul buku baru yang diterbitkan atau dicetak ulang tiap tahun, Jerman juga tergolong negara perbukuan yang besar. 350 judul surat kabar harian dan ribuan judul majalah membuktikan perkembangan dunia media yang baik.

Bahasa

            Bahasa Jerman tergolong ke-15 bahasa Germanika, suatu rumpun dalam kelompok bahasa Indogermanika. Bahasa Jerman merupakan bahasa ibu yang paling banyak penuturnya dalam Uni Eropa (UE) dan termasuk kesepuluh bahasa yang paling banyak dipakai di dunia. Goethe-Institut menawarkan kursus bahasa Jerman di 127 kota di 80 negara. Atas tugas Deutscher Akademischer Austausch dienst (DAAD) ditempatkan 440 dosen pada perguruan tinggi di 102 negara. Badan pusat untuk perguruan di luar negeri (ZfA) mengurus 135 Sekolah Jerman dan sekitar 1.900 guru Jerman yang mengajar bahasa asing di luar negeri dilancarkan oleh Kementerian Luar Negeri melalui proyek “Sekolah: Mitra Masa Depan” (PASCH). Tujuannya menciptakan jaringan yang terdiri dari 1.500 sekolah mitra.
Negara pujangga dan pemikir. Goethe orang Jerman, begitu pula Bach dan Beethoven. Kebudayaan adalah urusan negara bagian, begitulah ketetapan dalam konstitusi. 

Sastra
Jerman negara dengan jumlah buku hampir 95.000 judul buku baru dan cetakan ulang per tahun, Jerman termasuk negara besar penghasil buku di dunia. Pekan Raya Buku Internasional Frankfurt yang diselenggarakan setiap bulan Oktober tetap menjadi ajang pertemuan terbesar bagi penerbit internasional. Di samping itu Pekan Raya Buku lebih kecil yang dilaksanakan pada musim semi di Leipzig telah menjadi tenar sebagai pesta pembaca.

Musik

Nama baik Jerman sebagai negara musik yang penting tetap terkait dengan nama penggubah seperti Bach, Beethoven, Brahms, Händel dan Richard Strauss. Di Jerman terdapat 80 teater musik yang dibiayai oleh dana publik, yang terkemuka di antaranya gedung opera di Hamburg, Berlin, Dresden dan München serta di Frankfurt am Main, Stuttgart dan Leipzig. Orkes Fil harmoni Berlin pimpinan dirigen Inggris terkenal Sir Simon Rattle dianggap sebagai yang terbaik di antara sekitar 130 orkes di Jerman. Kelompok “Ensemble Modern” di Frankfurt memajukan produksi musik kontemporer dengan mementaskan sekitar 70 karya baru per tahun, di antaranya 20 pagelaran perdana. Di samping dirigen yang dikenal di dunia internasional seperti Kurt Masur atau Christoph Eschenbach ada pemimpin orkes yang menonjol di generasi lebih muda, yaitu Ingo Metzmacher dan Christian Thielemann. Penyanyi dan pemain instrumen yang tergolong paling baik di dunia adalah Waltraud Meier, soprano, Thomas Quasthoff, bariton, dan pemain klarinet Sabine Meyer. Pemain biola Anne-Sophie Mutter tampil di muka publik yang sangat besar dan yang tidak selalu menikmati musik klasik saja. Violinis inilah yang menjadi bintang Jerman di dunia musik.

4.    Aspek Religiusitas Jerman

Konstitusi Jerman menjamin kebebasan beragama bagi seluruh warganya. Sejak Reformasi, yang dimulai pada tahun 1517, Jerman telah terbagi antara pemeluk Protestan di utara dan pemeluk Katolik Roma di selatan dan barat. Lebih dari sepertiga orang Jerman beragama Protestan. Sebagian besar adalah anggota Gereja Injili. Sepertiga adalah pemeluk Katolik Roma. Sekitar 25 persen, atau lebih dari 20 juta orang Jerman, tidak menganut agama tertentu. Hal ini sebagian adalah warisan dari bekas pemerintah Jerman Timur yang mengekang praktik keagamaan. Muslim Jerman adalah kelompok yang lebih kecil namun bertumbuh, berjumlah sekitar 4,3 juta, yang mewakili 5,4 persen dari total populasi Jerman. Kebanyakan Muslim Jerman berasal dari Turki.
Sekitar 500.000 orang Yahudi tinggal di Jerman sebelum Perang Dunia II. Tapi kebanyakan dari mereka melarikan diri dari Jerman atau dibunuh di kamp konsentrasi selama masa perang. Populasi Yahudi sekarang hanya sekitar 108.000 orang di Jerman.
Jerman tidak memiliki gereja negara. Tapi kelompok Kristen dan Yahudi menerima bantuan keuangan dari pemerintah melalui “pajak gereja.” Organisasi Muslim sedang memperjuangkan status resmi, yang akan memungkinkan mereka untuk menerima dana pemerintah juga. Warga dapat menolak membayar pajak gereja dengan menunjukkan pada tagihan pajak  bahwa mereka tidak termasuk dalam organisasi keagamaan tertentu.


Komentar