ASPEK
EKONOMI, POLITIK, SENI DAN RELIGIUSITAS NEGARA JERMAN
Pada kesempatan kali
ini saya akan menulis tentang beberapa hal yang menyangkut negara Jerman.
Seperti yang kita ketahui negara Jerman merupakan salah satu negara maju yang
ada di benua Eropa. Saat berada dibangku sekolah menengah pun kita pasti pernah
mempelajari sejarah negara Jerman baik pada Perang Dunia I maupun Perang Dunia
II. Hal itulah yang melatar belakangi mengapa saya memilih negara Jerman.
1.
Aspek Ekonomi
Jerman
Jerman adalah negara dengan ekonomi terbesar
di Eropa, PDB terbesar keempat dunia,
dan pendapatan nasional bruto terbesar
kelima dunia tahun
2008. Sejak era industrialisasi dan kapitalisme industri, negara ini
berhasil menjadi motor, inovator, dan pengglobal ekonomi. Jerman adalah eksportir terbesar ketiga dunia pada tahun 2011 dengan nilai 1,409
triliun dolar AS (negara Zona Euro termasuk). Secara umum Jerman tidak
banyak memiliki bahan mentah. Hanya lignit dan potas yang tersedia dalam jumlah besar.
Sebagian besar pembangkit listrik di Jerman menggunakan lignit sebagai sumber
bahan bakar. Minyak bumi, gas alam,
dan sumber daya alam lainnya diimpor dari negara lain. Jerman mengimpor kurang
lebih dua pertiga dari energinya.
Sektor jasa berkontribusi
70% terhadap PDB, industri 29,1%, dan pertanian 0,9%. Kebanyakan produk negara
ini adalah produk teknik seperti mobil, mesin, logam, dan bahan kimia. Jerman juga merupakan produsen turbin
angin dan teknologi tenaga surya utama dunia. Pameran perdagangan terbesar di
dunia diadakan di beberapa kota Jerman seperti Hanover, Frankfurt,
dan Berlin. Kombinasi dari produksi berorientasi
jasa, penggelontoran dana untuk riset,
hubungan kuat antara industri dan akademisi, dan hubungan internasional
berkontribusi terhadap ekonomi Jerman. Jerman mempunyai ekonomi pasar sosial dengan tenaga kerja berkemampuan
tinggi, kapitalisasi pasar besar, tingkat korupsi yang
rendah, serta tingkat inovasi tinggi.
Sektor Industri
Industri dan konstruksi berkontribusi terhadap 29% produk domestik bruto
tahun 2008 dan memperkerjakan 29,7% tenaga kerja. Jerman sangat maju dalam
produksi mobil, mesin, peralatan listrik, dan kimia.
Dengan produksi 5,2 juta kendaraan tahun 2009, Jerman adalah produsen mobil
terbesar keempat dan eksportir mobil terbesar di dunia. Perusahaan otomotif
Jerman mempunyai posisi yang kuat pada segmen mobil mewah, dengan pangsa pasar
total 90%. Perusahaan kelas kecil dan menengah di Jerman (Mittelstand) pada umumnya mempunyai spesialiasi
teknologi tertentu. Produk-produknya menyasar kelas yang amat spesifik dan
biasanya merupakan perusahaan keluarga. Perusahaan kecil dan menengah ini
berkontribusi besar terhadap ekonomi Jerman. Diperkirakan ada 1500 perusahaan
Jerman yang menempati posisi tiga teratas pada segmen pasarnya masing-masing.
Sektor
Jasa
Pada tahun 2008 sektor Jasa berpengaruh terhadap 69% produk domestik bruto
dan memperkerjakan 67,5% total angkatan kerja. Subkomponen dari sektor ini
adalah keuangan, penyewaan, dan kegiatan bisnis (30,5%); perdagangan, hotel,
restoran, transportasi (18%); dan sektor jasa lainnya (21.7%). Pameran
perdagangan internasional tahunan digelar di beberapa kota Jerman seperti
Hannover, Frankfurt, dan Berlin. Jerman adalah negara ketiga yang paling sering
dikunjungi di Eropa, dengan total ada 369,6 juta wisatawan mancanegara selama
2010.
2.
Aspek Politik Jerman
Undang-
Undang Dasar Jerman
Undang-Undang
Dasar RFJ yang bersifat sementara (Ubergangszeit) yang di buat pada tanggal 23
Mei 1949 (saat itu diputuskan oleh Dewan Menteri Wilayah Barat yang dikepalai
oleh Konrad Adenauer), menjadi dasar dan landasan terwujudnya satu peraturan
kebebasan demokrasi untuk rakyatnya. Penduduk RFJ dituntut aktif untuk
mewujudkan, mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan RFJ. Setelah Jerman
bersatu kembali pada tahun 1990, tuntutan ini terpenuhi oleh karena itu selain
Preambul juga pasal (artikel) penutup UUD diperbaharui.
Grundgesetz
terbukti merupakan landasan yang kokoh bagi kehidupan suatu masyarakat negara
demokratis yang stabil. Kehendak penyatuan kembali yang terkandung di dalamnya
terlaksana pada tahun 1990. Berdasarkan Perjanjian Unifikasi yang mengatur
bergabungnya RDJ dengan Republik Federal Jerman, mukadimah dan pasal penutup
Grundgesetz mengalami penyusunan baru, dan kini menyatakan bahwa dengan
bergabungnya RDJ maka rakyat Jerman sudah kembali memperoleh kesatuannya. Sejak
tanggal 3 Oktober 1990 Grundgesetz berlaku untuk seluruh Jerman.
Isi
Grundgesetz sendiri banyak mencerminkan pengalaman para penyusunya pada masa
pemerintahan totaliter di bawah rezim diktatorial Nazi. Terlihat dalam banyak
pokok pikiran UUD ini upaya untuk menghindari kesalahan masa lalu yang ikut
menyebabkan keruntuhan Republik Weimar yang demokratis. Para penyusun
Geundgesetz pada tahun 1948 mencakup para Perdana Menteri negara bagian di
ketiga zone Barat serta anggota Majelis Parlementer yang diutus oleh setiap
parlemen negara bagian. Majelis yang dipimpin oleh Konrad Adenauer ini
memutuskan Grundgestz yang diikrarkan pada tanggal 23 Mei 1949.
Pemilu
Jerman
Struktur
sistem pemilihan Jerman menyulitkan pembentukan pemerintahan oleh partai
tunggal. Hal itu baru terjadi satu kali selama 56 tahun. Biasanya terjadi
persekutuan antarpartai. Agar para pemilih mengetahui siapa mitra partai
pilihan mereka kelak, umumnya masing-masing partai menetapkan sebuah
“pernyataan koalisi” sebelum memulai kampanye pemilihan. Jadi, dengan
memberikan suara kepada salah satu partai, pemilih mengungkapkan preferensinya
untuk persekutuan partai tertentu dan juga menentukan perbandingan kekuatan di
antara para mitra dalam pemerintahan yang diinginkannya.
Politik Luar Negeri Jerman
Dalam
era globalisasi, politik luar negeri telah berubah menjadi politik dalam-negeri
sedunia. Negara-negara, masyarakat dan kawasan perekonomian membentuk jaringan.
Dengan berakhirnya konflik Timur-Barat, politik luar negeri Jerman memperoleh
peluang baru, baik di Eropa maupun di seluruh dunia. Sejalan dengan perubahan
yang terjadi di gelanggang politik dunia, tanggung jawab internasional Jerman
meningkat. Jerman menerima tanggung jawab itu dan bekerja sama dengan mitranya
di seluruh dunia berupaya sungguh-sungguh demi penegakan demokrasi, hak asasi
manusia dan dialog antarbudaya. Tujuan utama politik luar negeri Jerman ialah
pelestarian perdamaian dan keamanan di dunia.
Menjelang akhir tahun 60-an, khususnya sejak jabatan kanselir dipegang oleh Willy Brandt (tahun 1969-1974), prinsip dasar politik luar negeri tersebut dilengkapi dan dikembangkan terus melalui politik peredaan ketegangan dengan Polandia dan dengan negara-negara lain di kawasan Eropa Timur dan bagian timur Eropa Tengah. Namun dasar politik luar negeri Jerman yang telah dikembangkan terus oleh semua pemerintah federal ialah integrasi Jerman ke dalam struktur kerja sama multilateral di segala bidang. Integrasi itu sejalan dengan sikap negara-negara tetangga setelah pengalaman pahit dua kali perang dunia, mereka berkeinginan keras untuk mengintegrasikan dan mengontrol orang Jerman supaya tidak bertindak sepihak lagi. Aspek lain yang mendukung kebijakan integrasi itu ialah kemauan masyarakat Jerman sendiri yang mendambakan perdamaian, keamanan, kesejahteraan dan demokrasi yang menyadari bahwa integrasi negaranya menjadi prasyarat bagi reunifikasi Jerman. Dasawarsa 1990-an mengawali masa penuh tantangan luar biasa bagi Jerman bersatu. Di satu pihak perlu ditanggulangi situasi baru di dalam negeri. Pada waktu yang sama Jerman menghadapi peran baru yang belum biasa di bidang politik luar negeri. Itulah satu sisi perkembangan. Ada segi lain Reunifikasi Jerman jelas berlawanan arah dengan kecenderungan umum di dunia yang berupa peleburan, keruntuhan atau juga penghancuran. Dengan berakhirnya eksistensi Uni Sovyet, Yugoslavia dan Cekoslovakia, begitu juga dengan pembongkaran negara Etiopia, Somalia dan Sudan yang untuk sebagian dilakukan dari dalam, untuk sebagian dari luar, untuk menyebutkan beberapa contoh saja jumlah pemeran aktif meningkat dengan tajam, walaupun tidak semua pemeran tersebut berupa negara yang diakui. Dampak lain, semakin sering terjadi situasi menghangatnya persoalan politik yang sangat rumit.
3. Aspek Seni Jerman
Kehidupan budaya di Jerman mempunyai banyak segi. Terdapat
sekitar 300 teater tetap dan 130 orkes profesional antara Flensburg di utara
dan Garmisch di selatan. 630 museum seni rupa dengan koleksi serbaneka yang
bertaraf tinggi menurut ukuran internasional membentuk jaringan museum yang
unik. Seni lukis muda juga sangat hidup di Jerman dan telah mendapat tempat di
dunia internasional. Dengan sekitar 94.000 judul buku baru yang diterbitkan
atau dicetak ulang tiap tahun, Jerman juga tergolong negara perbukuan yang
besar. 350 judul surat kabar harian dan ribuan judul majalah membuktikan
perkembangan dunia media yang baik.
Bahasa
Bahasa Jerman tergolong ke-15 bahasa Germanika, suatu rumpun dalam kelompok bahasa Indogermanika. Bahasa Jerman merupakan bahasa ibu yang paling banyak penuturnya dalam Uni Eropa (UE) dan termasuk kesepuluh bahasa yang paling banyak dipakai di dunia. Goethe-Institut menawarkan kursus bahasa Jerman di 127 kota di 80 negara. Atas tugas Deutscher Akademischer Austausch dienst (DAAD) ditempatkan 440 dosen pada perguruan tinggi di 102 negara. Badan pusat untuk perguruan di luar negeri (ZfA) mengurus 135 Sekolah Jerman dan sekitar 1.900 guru Jerman yang mengajar bahasa asing di luar negeri dilancarkan oleh Kementerian Luar Negeri melalui proyek “Sekolah: Mitra Masa Depan” (PASCH). Tujuannya menciptakan jaringan yang terdiri dari 1.500 sekolah mitra.
Negara pujangga dan pemikir. Goethe orang Jerman, begitu pula Bach dan Beethoven. Kebudayaan adalah urusan negara bagian, begitulah ketetapan dalam konstitusi.
Bahasa Jerman tergolong ke-15 bahasa Germanika, suatu rumpun dalam kelompok bahasa Indogermanika. Bahasa Jerman merupakan bahasa ibu yang paling banyak penuturnya dalam Uni Eropa (UE) dan termasuk kesepuluh bahasa yang paling banyak dipakai di dunia. Goethe-Institut menawarkan kursus bahasa Jerman di 127 kota di 80 negara. Atas tugas Deutscher Akademischer Austausch dienst (DAAD) ditempatkan 440 dosen pada perguruan tinggi di 102 negara. Badan pusat untuk perguruan di luar negeri (ZfA) mengurus 135 Sekolah Jerman dan sekitar 1.900 guru Jerman yang mengajar bahasa asing di luar negeri dilancarkan oleh Kementerian Luar Negeri melalui proyek “Sekolah: Mitra Masa Depan” (PASCH). Tujuannya menciptakan jaringan yang terdiri dari 1.500 sekolah mitra.
Negara pujangga dan pemikir. Goethe orang Jerman, begitu pula Bach dan Beethoven. Kebudayaan adalah urusan negara bagian, begitulah ketetapan dalam konstitusi.
Sastra
Jerman negara dengan jumlah buku hampir 95.000 judul
buku baru dan cetakan ulang per tahun, Jerman termasuk negara besar penghasil
buku di dunia. Pekan Raya Buku Internasional Frankfurt yang diselenggarakan
setiap bulan Oktober tetap menjadi ajang pertemuan terbesar bagi penerbit
internasional. Di samping itu Pekan Raya Buku lebih kecil yang dilaksanakan
pada musim semi di Leipzig telah menjadi tenar sebagai pesta pembaca.
Musik
Nama baik Jerman sebagai negara musik yang penting tetap terkait dengan
nama penggubah seperti Bach, Beethoven, Brahms, Händel dan Richard Strauss. Di
Jerman terdapat 80 teater musik yang dibiayai oleh dana publik, yang terkemuka
di antaranya gedung opera di Hamburg, Berlin, Dresden dan München serta di
Frankfurt am Main, Stuttgart dan Leipzig. Orkes Fil harmoni Berlin pimpinan
dirigen Inggris terkenal Sir Simon Rattle dianggap sebagai yang terbaik di
antara sekitar 130 orkes di Jerman. Kelompok “Ensemble Modern” di Frankfurt
memajukan produksi musik kontemporer dengan mementaskan sekitar 70 karya baru
per tahun, di antaranya 20 pagelaran perdana. Di samping dirigen yang dikenal di
dunia internasional seperti Kurt Masur atau Christoph Eschenbach ada pemimpin
orkes yang menonjol di generasi lebih muda, yaitu Ingo Metzmacher dan Christian
Thielemann. Penyanyi dan pemain instrumen yang tergolong paling baik di dunia
adalah Waltraud Meier, soprano, Thomas Quasthoff, bariton, dan pemain klarinet
Sabine Meyer. Pemain biola Anne-Sophie Mutter tampil di muka publik yang sangat
besar dan yang tidak selalu menikmati musik klasik saja. Violinis inilah yang
menjadi bintang Jerman di dunia musik.
4. Aspek Religiusitas Jerman
Konstitusi
Jerman menjamin kebebasan beragama bagi seluruh warganya. Sejak Reformasi, yang
dimulai pada tahun 1517, Jerman telah terbagi antara pemeluk Protestan di utara
dan pemeluk Katolik Roma di selatan dan barat. Lebih dari sepertiga orang
Jerman beragama Protestan. Sebagian besar adalah anggota Gereja Injili.
Sepertiga adalah pemeluk Katolik Roma. Sekitar
25 persen, atau lebih dari 20 juta orang Jerman, tidak menganut agama tertentu.
Hal ini sebagian adalah warisan dari bekas pemerintah Jerman Timur yang
mengekang praktik keagamaan. Muslim Jerman adalah kelompok yang lebih kecil
namun bertumbuh, berjumlah sekitar 4,3 juta, yang mewakili 5,4 persen dari
total populasi Jerman. Kebanyakan Muslim Jerman berasal dari Turki.
Sekitar 500.000 orang Yahudi tinggal di Jerman sebelum Perang Dunia II.
Tapi kebanyakan dari mereka melarikan diri dari Jerman atau dibunuh di kamp
konsentrasi selama masa perang. Populasi Yahudi sekarang hanya sekitar 108.000
orang di Jerman.
Jerman tidak memiliki gereja negara. Tapi kelompok Kristen dan Yahudi
menerima bantuan keuangan dari pemerintah melalui “pajak gereja.” Organisasi
Muslim sedang memperjuangkan status resmi, yang akan memungkinkan mereka untuk
menerima dana pemerintah juga. Warga dapat menolak membayar pajak gereja dengan
menunjukkan pada tagihan pajak bahwa mereka tidak termasuk dalam
organisasi keagamaan tertentu.
Komentar
Posting Komentar